Selasa, Juli 31, 2007

Usaha Keluarga dan Pelayanan Bank



Sistem Antrian BCA Menyebalkan !



Oleh : Iwan Samariansyah

MENGGUNAKAN pelayanan bank sudah menjadi kebutuhan sehari-hari buatku dan istri sejak beberapa tahun terakhir ini. Terutama setelah usaha keluarga kami, Isandri Corporation terbentuk. Meski belum berbadan hukum, keberadaan usaha keluarga ini tentu saja cukup membantu agar roda rumah tangga kami tetap berdiri tegak. Core business Isandri Corporation adalah di bidang distribusi voucher pulsa HP pra bayar elektronik.

Usaha keluarga ini dirintis sejak tahun 2004 lampau. Bermula dari tugasku di Kota Tarakan, Kalimantan Timur sebagai konsultan media dan pendidikan. Pada waktu itu, di sela-sela tugasku di Pemkot Tarakan dan nyambi juga sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Borneo, Tarakan maka aku melihat peluang untuk mengembangkan bisnis pulsa di kota tersebut. Dan ternyata iklan yang aku pasang di Harian Radar Tarakan mendapat sambutan hangat, cukup banyak agen yang berminat berpartner denganku.

Segera setelah usainya kontrak kerjaku di kota tersebut, akupun membawa bisnis tersebut ke Jakarta. Sambil memelihara jaringan agen yang lama, aku mulai membangun jaringan agen yang baru terutama di kota-kota yang ada di Pulau Jawa. Isteriku pun ikut membantu, terutama membenahi sistem akuntansi bisnis yang selama ini dicatat secara manual, akhirnya bisa dibuat secara komputerisasi dengan menggunakan Microsoft Excel.

Hasilnya sungguh di luar dugaan. Setiap bulan, dari bisnis pulsa saja aku dan istriku mendapat penghasilan yang cukup lumayan, meski belum terlalu besar. Tetapi cukuplah untuk menutupi biaya rutin rumah tangga kami seperti membayar tagihan telepon, listrik dan air PDAM juga biaya anak sekolah. Sedikit demi sedikit, dengan hidup berhemat, kamipun mulai bisa menabung dan menumpuk kapital keluarga yang nantinya, menurut rencana, untuk berinvestasi di sektor properti.

Aku juga mulai bisa membayar premi asuransi pensiun untuk diriku sendiri, begitu juga sejumlah asuransi plus tabungan yang dibuka oleh isteriku untuk kepentingan masa depan anak-anak. Bagaimanapun sejak awal kami harus memikirkan masa depan keluarga kami. Dengan demikian bila ada apa-apa terjadi padaku, sebagai tulang punggung perekonomian keluarga, maka persiapan sudah dilakukan sehingga keluargaku tetap bisa survive untuk melanjutkan hidup mereka.

Kembali ke soal pelayanan bank. Bisnis kami dijalankan dengan cara yang sederhana. Para agen menyetor sejumlah uang sebagai deposit ke rekening kami, dan kami akan memberikan para agen jumlah saldo deposit di ID HP mereka yang terdaftar di server pulsa. Stock deposit kami berasal dari beberapa provider yang sepakat bekerjasama dengan kami. Dan para provider itu sendiri bekerjasama dengan operator telepon seluler (GSM dan CDMA).

Karena agen kami menggunakan bank yang bermacam-macam, maka kamipun membuka rekening di berbagai bank. Mulai dari Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Danamon, Bank BRI bahkan juga Bank BPD Kaltim. Tetapi untuk bank yang terakhir ini akhirnya kami putuskan untuk ditutup mengingat mahalnya ongkos operasional yang ada. Para agen yang masih ingin menggunakan pelayanan Bank BPD kami arahkan pada sejumlah Koordinator kota di Kalimantan Timur.

Selain rekening untuk keperluan bisnis, kami juga memiliki rekening lain untuk menabung antara lain Bank Niaga dan Bank Mega Syariah.

Memiliki sejumlah rekening bank juga berarti bisa membanding-bandingkan pelayanan bank yang satu dengan yang lain. Pada umumnya, bank-bank swasta seperti Bank Niaga, Bank Danamon dan Bank BCA mempunyai pelayanan yang bagus. Cuma ada sedikit catatan untuk Bank BCA berkaitan dengan soal antrian. Sayangnya, karena jaringan cabang mereka terbatas maka kurang bisa diandalkan sebagai rekening pusat pelayanan agen. Untuk itu, terpaksa kami menggunakan dua bank utama yaitu : Bank BRI dan Bank Mandiri.

Dari kedua bank tersebut, yang ingin aku soroti pertama kali adalah pelayanan Bank BRI. Aku sejak awal pesimis bank pemerintah ini bisa memberikan pelayanan yang baik. Dan itu terbukti. Selain tidak memiliki akses internet, kualitas pelayanan bank BRI head to head antara kasir bank dengan nasabah juga sungguh memprihatinkan. Sistem antrian pelayanannya masih menggunakan sistem lama yaitu nasabah mengisi formulir/slip sesuai dengan keperluan kemudian menumpuk slip tersebut disertai buku tabungan ke dalam sebuah keranjang.

Baru kemudian nasabah menunggu di ruang tunggu yang disediakan, kemudian teller atau kasir akan mengambil slip dan buku tabungan yang telah dikumpulkan di dalam keranjang diproses oleh petugas teller yang kemudian memanggil nasabah teller pada saat slip nasabah diproses. Sistem antrian ala BRI seperti ini jelas memiliki beberapa kelemahan. Dan sering membuat aku kesal pada sistem antrian BRI ini.

Kelemahan yang pertama buku tabungan nasabah beserta slip formulirnya rawan untuk terselip dan hilang. Kelemahan yang kedua kadang ada nasabah yang nakal dengan menaruh buku tabungan tidak sesuai dengan antrian (menyelipkan di bawah tumpukan, bukan diatas tumpukan buku tabungan yang telah dikumpulkan) dengan tujuan agar dipanggil duluan. Selain itu petugas teller dapat menunda pemrosesan slip karena slip tersebut tidak dibawa oleh nasabah langsung.

Sistem antrian yang ditetapkan BRI ini tidak mengikuti trend yang berkembang di dunia perbankan. Dibank BNI misalnya sistem antriannya menggunakan sistem line dimana nasabah setelah mengisi slip yang dibutuhkan maka nasabah akan antri dengan membawa berkas yang dibutuhkan ke dalam garis antrian. Sehingga kelemahan antrian yang aku temui di BRI tidak akan terjadi. Nasabah cukup membawa nomor antrian.

Di Bank Niaga dan Bank Danamon sistem seperti itu yakni dengan memakai nomor antrian sudah berjalan dengan baik. Nasabah bisa duduk dengan tenang menunggu nomor antriannya dipanggil. Yang paling menyebalkan adalah mengantri di Bank BCA. Karena selain tidak disediakan tempat duduk, antrian yang terbentuk biasanya begitu panjang. Benar-benar mirip ular dan bisa sampai berjam-jam ! Capek sekali rasanya berdiri begitu. Apalagi ketika pas antrian panjang mendadak beberapa loket teller tiba-tiba ditutup. Wah jengkel deh.

Yang paling menyenangkan, menurut pendapatku adalah sistem pelayanan yang diterapkan Bank Niaga. Benar-benar nyaman dan cepat. Nasabah juga dilayani secara privat. Kita disalami dulu oleh tellernya dan ditanya keperluannya dengan ramah. Bank Niaga juga menerapkan sistem antrian. Ada pula air minum (aqua) tersedia di ruang tunggu. Aku kira, apa yang aku alami di Bank Niaga adalah merupakan sistem pelayanan nasabah terbaik dibandingkan bank lainnya.

Bagaimana dengan pengalaman anda ?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam kenal ya Mas, en postingannya bagus banget

iwansams mengatakan...

Terima kasih mas Rian Irmaja

Saya sempat juga melongok blog anda. Dari Tarakan juga ya mas ? Wah, kota yang asyik tuh. Sayang biaya hidup di sana tinggi sekali.