Kamis, Agustus 02, 2007

Ikut Mencalonkan Diri sebagai Anggota KPU


Selamat untuk Yang Sudah Terpilih

Oleh : Iwan Samariansyah

SETELAH melewati ujian tertulis pada Sabtu, 14 Juli 2007 yang lalu Panitia Seleksi Anggota KPU akhirnya mengumumkan 45 nama yang lolos. Daftar ke 45 nama tersebut memang cukup mengejutkan, karena tak satupun diantaranya yang dikenal luas oleh publik. Nama-nama terkenal seperti Prof Ramlan Surbakti dan Dr Valina Singka, anggota KPU sebelumnya gugur tidak lolos tes tertulis.

Begitu juga nama-nama seperti mantan Sekjen Depdagri Progo Nurdjaman, mantan anggota Komnas HAM Bambang W Soeharto, Direktur CETRO Haidar Gumay serta temanku Didik Supriyanto yang dulu menjadi anggota Panwaslu juga tidak ada dalam daftar 45 nama calon anggota KPU tersebut. Aku yang juga ikut dalam seleksi menjadi anggota KPU itu juga tidak lolos, dan aku cukup berbesar hati menerima hasil tersebut.

Bagaimanapun kerja keras Tim Seleksi patut dihargai. Mengenai adanya tuntutan agar Panitia Seleksi segera mengumumkan profil ke 45 calon anggota KPU tersebut agar publik bisa menilai kapasitas dan identitas para calon anggota KPU itu adalah usul yang cukup menarik. Meski patut pula dipertimbangkan manfaatnya. Soalnya, nama-nama tersebut sebenarnya masih harus diseleksi lagi menjadi 21 orang. Baru sesudah itu dipilih 7 orang saja.

Aku sebetulnya cukup senang, karena salah satu teman yang kukenal baik yakni Sri Nuryanti, alumni Fisipol UGM dan seorang peneliti LIPI masuk dalam daftar 45 orang itu. Yanti begitu panggilan akrabnya adalah pemegang Master dari salah satu Universitas di Jerman itu adalah peneliti politik yang tekun. Dia juga aktif sebagai Direktur Eksekutif Research Institute for Democracy and Peace di Jakarta.

Ketika tes tertulis berlangsung, dialah satu-satunya orang yang sempat ngobrol cukup akrab denganku. Waktu itu kami sama-sama tidak yakin apakah kami mampu menyelesaikan pertanyaan dengan baik atau tidak. "Ya, kita tunggu saja sama-sama hasilnya nanti. Kan masih lama pengumumannya. Lagipula saya juga sedang ada kegiatan di AIPI," ujar Yanti ketika itu.

Yanti memang cukup aktif di Asosiasi yang dipimpin oleh mantan Menteri Negara Otonomi Daerah Prof Dr Ryaas Rasyid tersebut. "Kami mau ada kegiatan seminar di Manado, Sulawesi Utara," ujar perempuan yang kerap bolak-balik Jakarta-Yogyakarta itu, karena suami dan anaknya tinggal di kota gudeg tersebut.

Tes tertulis yang kami jalani saat itu memang lumayan berat. Ada empat kelompok pertanyaan yang mesti dijawab. Pertama adalah test IQ, yang seperti biasanya, dilakukan dengan seleksi waktu yang amat ketat. Kita diminta menyelesaikan 45 soal yang berisi gambar-gambar tertentu berisi lingkaran, persegi empat dan segitiga yang diacak. Pola tertentu dari gambar-gambar tersebut mempunyai urutan yang mesti kita jawab.

Kedua, adalah tes loyalitas kepada negara. Jumlah soalnya kalau tidak salah sekitar 100 soal. Disitu ditanyakan seberapa besar kesetiaan para calon anggota KPU terhadap keberadaan negara Republik Indonesia, ideologi negara dan pandangan pribadi para calon anggota KPU terhadap berbagai persoalan bangsa yang dikaitkan dengan aspek HAM, lingkungan dan kebijakan politik pemerintah.

Ketiga, tes yang mesti dijalani lebih banyak berkaitan dengan sikap dan moral pribadi kita terhadap situasi tertentu. Misalnya persepsi kita mengenai kebebasan seksual, ketaatan kita menjalankan ajaran agama, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan keluarga kita sehari-hari. Kita hanya perlu menjawab setuju atau tidak setuju. Dan yang keempat atau terakhir, kita juga mesti menjawab soal dimana jawabannya hanya benar atau salah.

Keseluruhan hasil tes yang dijalankan selama enam jam lebih itulah yang menentukan lolos tidaknya 260 calon anggota KPU yang mengikuti tes tertulis saat itu. Tes tertulis itu sendiri diselenggarakan di Hotel Millenium Jakarta dan berlangsung dari jam 08.00 pagi sampai jam 15.00 sore. Cukup melelahkan. Saat itu, sebenarnya aku cukup yakin dengan hasil test yang kujalani tetapi rupanya nilai yang kuperoleh masih kalah oleh calon lainnya.

Itu pulalah yang dialami oleh calon-calon terkenal lainnya yang tidak ada dalam daftar nama 45 calon anggota tes KPU yang diumumkan pada 31 Juli 2007 lalu itu. Buatku, tidak ada masalah aku tidak lulus tes, mungkin karena memang persaingan sangat ketat dan cukup berat. Yang jelas, aku cukup berbangga pernah mengikuti sebuah seleksi untuk menjadi pejabat negara. Setidaknya mendapat gambaran bagaimana seleksi tersebut dilakukan.

Selamat untuk Yang sudah terpilih. Semoga anda semua benar-benar orang pilihan yang bisa mengerjakan tugas-tugas yang cukup berat di KPU nantinya. Dan aku berdoa agar Sri Nuryanti, satu-satunya teman yang kukenal dan lolos dalam seleksi 45 orang ini bisa kembali menyelesaikan tugasnya dengan baik menuju seleksi 21 orang calon dan akhirnya terpilih pula sebagai 1 diantara 7 anggota KPU nantinya. Semoga.

Rawamangun, 2 Agustus


Tidak ada komentar: