Senin, Agustus 06, 2007

Temanku Tertipu Rp 15 Juta

MITRA bisnisku di Tanjung Selor, Bulungan bernama Lukman baru saja tertimpa musibah. Minggu, 5 Agustus dia ditelepon seseorang yang mengaku berasal dari sebuah perusahaan penyelenggara undian berhadiah. Dia menanyakan data-data Lukman, yang ada di KTP dengan alasan untuk mencocokkan identitas pemenang. Nama pemenang sendiri akan diumumkan di METRO TV siang jam 12:00 WIB.

Dan seperti bisa diduga, penipu profesional itu membujuk rayu korbannya untuk bisa membayar pajak undian terlebih dahulu. Caranya apalagi kalau bukan mentransfer uang dalam jumlah tertentu ke rekening yang disebutkannya di telepon. Karena Lukman menang undian uang sebesar Rp 100 juta, maka dia diminta membayar pajak undian sebesar 15 %, yaitu Rp 15 juta.

Anehnya, Lukman percaya saja dengan kata-kata yang disampaikan si penipu lewat telepon itu. Dan diapun pergi ke bank untuk mentransfer uang seperti instruksi yang dituntun si pelaku. Baru setelah semua berlalu dia baru sadar bahwa dirinya tertipu. Dia pun kirim SMS kepadaku minta bantuan melacak si penipu. Waduh, bagaimana caranya, lagipula wewenang membuka identitas nasabah bank kan ada di polisi.

Jadi aku suruh saja Lukman untuk melaporkan saja ke polisi. Dan agar tidak ada orang lain yang terkena praktek penipuan keji seperti ini, berikut beberapa identitas si penipu seperti yang disampaikannya ke Lukman. Pertama, dia menelepon dari nomor HP 085959491647. Kedua, nomor yang dipakai menampung uang transfer itu ada dua masing-masing No rek BCA 7830274981 atas nama Sutrisno, dan No rek BRI 008301038070500 atas nama Fika Miranti.

Lukman, adalah PNS di Kantor Departemen Agama Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Di luar pekerjaannya itu, dia mengembangkan bisnis sambilan yaitu menjadi distributor voucher pulsa HP pra bayar. Dia memiliki jaringan distributor yang besar dalam bisnis pulsa yang dia bangun sejak dua tahun terakhir di seluruh Kalimantan Timur. Sayangnya, Lukman dikenal kurang berhati-hati. Penipuan yang menimpa dirinya kali ini bukan untuk yang pertama kalinya. Sebelumnya dia pernah pula kehilangan uang Rp 900.000 pada beberapa tahun yang lalu.

Sebagai mitra bisnisnya, aku ingin sekali membantu dirinya. Tetapi apa yang bisa kulakukan untuknya selain ucapan simpati dan ikut prihatin atas musibah yang menimpa dirinya? Saranku untuknya hanyalah agar dia segera melaporkan kasus penipuan tersebut kepada petugas polisi terdekat. Soal uang kembali bisa dikatakan kecil sekali kemungkinannya mengingat transfer dilakukan melalui ATM Bank.

Negeri ini rupanya benar-benar sedang krisis, sampai ada orang-orang yang memilih menjadi penipu dan pekerjaannya makan uang haram dari orang-orang baik seperti Lukman. Aku berdoa semoga laknat Allah menimpa mereka, para penipu jahanam itu.

Tidak ada komentar: