Andai Aku Boleh Memilih
Pilkada Jakarta sudah menjelang.
Dua kandidat berjibaku mati-matian.
Menjual diri. Menjual program. Menjual spanduk.
Yang satu bilang, tusuk kumisnya.
Yang lain bilang, ayo berubah.
Andai aku boleh memilih.
Aku akan baca track record kedua kandidat.
Aku akan baca rekaman dan sejarah masa lalu mereka.
Toh semua informasi mereka bisa diakses publik.
Aku tidak peduli dengan pertimbangan ideologis.
Misalnya seperti kata orang-orang PDIP.
Rakyat kita bukan orang bodoh lagi.
Yang bisa ditakut-takuti dengan hantu PKI atau
hantu Piagam Jakarta.
Itu masa lalu.
Ini Republik kita. Dan keduanya orang Indonesia.
Siapa Fauzy Bowo ?
Dia lama berkarir menjadi pegawai negeri.
Meraih posisi puncak sebagai Sekretaris Daerah.
Berapa tahun dia berkarir jadi pegawai negeri ?
Baguskah prestasinya atau biasa-biasa saja ?
Pertanyaan sama untuk Adang Daradjatun.
Siapa dia ? Terakhir dia adalah Jenderal polisi bintang 3.
Bersihkah dia selama menjadi polisi ?
Atau pernah pula ngutip sana-sini waktu masih
berpangkat Letnan ?
Baguskah prestasinya ?
Juga para wakilnya. Siapa Dani Anwar ? Siapa pula
Jenderal Srijanto? Darimana mereka. Apa rekam jejak
mereka selama ini?
Begitulah seharusnya pemilih kita menentukan pilihannya.
Kalau dua-duanya jelek, cari yang menurut kita paling
sedikit jeleknya.
Jadi kita pilih yang terbaik diantara yang terburuk.
Dan itulah sikap kita sebagai warga yang bertanggung jawab.
Tidak memilih ? Sebaiknya itu jangan dilakukan.
Itu cermin manusia yang tak mau bertanggung jawab.
Dalam dunia profesional.
Mereka yang menolak bertanggung jawab.
Berarti orang yang tak punya integritas.
Sayangnya, aku tidak bisa memilih.
Aku warga Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar