Selasa, Maret 25, 2008

Harum Hollywood di Pentas Politik Amerika

Para calon Presiden AS saat ini ternyata bergandengan erat dengan sejumlah selebritis terkemuka dunia. Mereka seakan ogah ketinggalan dalam pesta demokrasi negeri adidaya untuk memilih pemimpinnya

Iwan Samariansyah

iwansams@jurnas.com

LANGKAH para selebritis dunia mendukung para politisi yang tengah berlomba menjadi orang nomor satu di Washington makin terbuka saja. Apalagi gelanggang pertarungan semakin terang benderang.

Kini pertarungan mengerucut pada tiga kandidat saja lagi yaitu John Mc Cain (Republik) dan dua kandidat lainnya yakni Senator Hillary Clinton dan Senator Barack Obama masih bertarung memperebutkan nominasi partai Demokrat.

Partai Republik atau Grand Old Party (GOP) terlebih dahulu menemukan kandidat presidennya setelah berakhirnya pemilihan umum pendahuluan di negara bagian Ohio, Texas, Rabu (5/3) lalu. Saat itu Senator asal Arizona itu berhasil mengumpulkan 1.215 delegasi, melampaui syarat minimal 1.191 delegasi yang diperlukan untuk menjadi kandidat Presiden dari Partai Republik.

Mantan ibu negara Hillary Clinton yang kini menjadi Senator New York itu tertinggal 105 delegasi dari pesaingnya Barack Obama yang sudah mengantongi 1.602 delegasi. Clinton baru mengumpulkan 1.497 delegasi.

Baik Hillary maupun Obama masih harus bekerja keras guna meraih syarat minimum 2.025 delegasi untuk dapat maju sebagai calon Presiden AS dari Partai Demokrat, berhadapan dengan kandidat Republik pada November 2008 nanti. Hanya tersisa sembilan negara bagian lagi yang belum menggelar pemilihan pendahuluan. Yang terdekat adalah pemilihan pendahuluan di negara bagian Pennsylvania, 22 April mendatang.

Sepanjang kampanye pemilihan pendahuluan, peran para selebritis papan atas dalam mendulang suara menjadi sangat menentukan bagi kubu Clinton maupun Obama dalam memperebutkan sisa suara di sembilan negara bagian tersisa. Merekapun berlomba-lomba merayu sejumlah aktor dan aktris untuk masuk ke kubu mereka.

Mc Cain sendiri, calon terpilih dari Republik tentu tidak tinggal diam. Dukungan kuat Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang mantan aktor papan atas dimanfaatkannya sungguh-sungguh untuk menarik simpati publik Amerika.

Arnold Schwarzenegger, aktor laga kelahiran Austria 30 Juli 1947 ini dikenal melalui film-film heronya yang mengandalkan otot seperti Predator dan Terminator. Dia terpilih untuk pertama kalinya sebagai Gubernur California ke-38 menggantikan Gray Davis pada 7 Oktober 2003, dan kemudian terpilih kembali pada 2006 lalu.

Soal dukungan Schwarzenegger pada Mc Cain ini ada kisah menarik. Sebagaimana diketahui, sang Gubernur menikahi Maria Shriver, salah satu anggota klan politik paling berpengaruh di Amerika, Kennedy. Uniknya, dukungan sang Governator – julukan Arnold - tak diikuti sang istri. Ini sedikit banyak menimbulkan kehebohan politik di negeri Paman Sam.

Maria Shriver, yang tradisi politik keluarganya memang mendukung demokrat menyatakan pilihannya pada Barack Obama, senator flamboyan asal Illinois. Unik memang. Meski seranjang, toh untuk pilihan calon presiden mereka, nyata-nyata tak sepaham. Shriver tak tanggung-tanggung, dia juga naik panggung dan berkampanye bersama klan Kennedy lain yakni pamannya, Senator Ted Kennedy dan sepupunya, Caroline Kennedy.

Jajaran selebritis di kubu Obama memang cukup banyak. Banyak selebritis Hollywood yang dulunya apolitis kini terang-terangan menyatakan sikapnya mendukung Obama. Dukungan para selebritis itu dianggap bisa menaikkan pamor kandidat capres. Obama misalnya, berkat dukungan Oprah Winfrey yang tampil bersama Obama dalam acara kampanye, ribuan orang berbondong-bondong hadir.

Masih banyak lagi para aktor dan aktris Hollywood yang terang-terangan menunjukkan dukungannya pada Obama. Mereka bahkan mengimbau para penggemar mereka untuk memilih Obama, bahkan menyumbang untuk biaya kampanye Obama. Salah satunya adalah George Clooney, bintang Ocean's Eleven yang ganteng itu. Kemudian Will Smith, kepada pers saat berada di Berlin, Jerman, aktor kulit hitam itu mengungkapkan dukungannya kepada Obama.

Dukungan untuk Obama juga datang dari aktor watak Robert De Niro, lantas aktor laga yang juga jagoan wrestling Hulk Hogan serta musisi Stevie Wonder. Halle Berry dan top model Amerika Tyra Banks juga terang-terangan mendukung Obama. ”Obama adalah masa depan Amerika,” ujar Halle Berry, peraih Oscar 2002 yang juga dikenal disini berkat aktingnya dalam X-Men dan The Cat Woman itu.

Ada pula aktris cantik Scarlett Johansson yang dalam kampanye di Iowa beberapa waktu sukses menggiring para pemilih muda untuk mendukung Obama. Bintang serial Friends ini seperti yang ditulis majalah People menyumbangkan $2,300 untuk kandidat dari partai Demokrat ini. Jumlah tersebut merupakan batas maksimum sesuai dengan peraturan partai demokrat.

Menurut surat kabar The Huffington Post, aktor ganteng Ben Affleck menyumbangkan US$ 4.600 dollar AS untuk Obama. Ellen Barkin memberikan US$ 2.300 dolar AS, Lily Tomlin merogoh US$ 500 untuk Hillary Clinton. Sedang aktris senior Glenn Close mengeluarkan US$ 2.300 dari koceknya, juga untuk Clinton.

Selain dari Ben Aflleck, kubu Obama pun menerima sumbangan sebesar US$ 2.300 dari Dave Matthews, US$ 4.600 dari Babyface, dan US$ 500 dari Tracey Edmonds, mantan istri aktor Afro-Amerika papan atas Eddie Murphy. Para penyumbang dicatat secara jelas dalam daftar donatur yang diterbitkan oleh tim sukses Obama dan Clinton serta bisa diakses oleh publik.

Tentu saja kontribusi keuangan yang diberikan selebriti itu telah membantu dana kampanye kandidat yang didukungnya. Sesuai aturan, jumlah sumbangan individu yang boleh diberikan sebesar US$ 4.600 per kandidat, dengan perincian US$ 2.300 untuk pemilihan pendahuluan dan US$ 2.300 untuk pemilihan umum. Totalnya US$ 4.600.

Dana itu ditambah dengan sumbangan hingga US$ 28.500 per tahun untuk komite partai nasional. Sejumlah selebriti hanya memberikan donasi kepada salah satu calon, tetapi ada pula yang memberikannya kepada dua calon. Itu dilakukan antara lain oleh Toby Macguire, Ben Stiller, dan Paul Newman. Mereka memberikan donasi kepada Senator Hillary Clinton dan Obama.

Januari 2008 lalu, tim kampanye Obama mengaku berhasil mengumpulkan dana US$ 32 juta. Ini merupakan dana terbesar yang terkumpul dalam sejarah kampanye pemilihan presiden AS. Sementara kubu Hillary mengumpulkan 13,5 juta dolar dalam masa kampanye Januari 2008.

Total selama masa kampanye 2007, kubu Obama mengumpulkan dana US$ 103 juta dolar dan kubu Hillary mengumpulkan dana US$ 115 juta dolar. Ada sekitar 258 ribu orang yang menyumbang dana kampanye di kubu Obama. Tidak didapatkan keterangan jumlah penyumbang perorangan di pihak Hillary Clinton.

Biaya mencalonkan diri menjadi Presiden AS memang mahal. Pada Pemilu 2004, Presiden Bush menghabiskan dana US$ 306 juta atau sekitar Rp 3 Triliun sementara lawannya Senator John Kerry menghabiskan US$ 241 juta atau sekitar Rp 2,4 Triliun.

Patut disimak salah satu pendukung Obama paling fanatik yaitu Scarlett Johansson. Gadis jelita ini tergolong bintang film muda yang paling melek politik. Sejak awal dia menjadi pendukung setia partai Demokrat. Masih di usia belia, 19 tahun, Johansson sudah ikut kampanye untuk John Kerry dalam kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2004. Sayang saat itu, calon yang didukungnya tidak terpilih.

Di sela-sela kesibukannya sebagai selebritis, ia meluangkan waktu untuk bersusah payah mengampanyekan Obama di kalangan anak muda. Menjelang pemilihan Kaukus Iowa, Johansson secara khusus tampil di hadapan publik menyatakan dukungan untuk Barack Obama di Iowa pada 2 Januari 2008 lalu. Pidatonya menarik simpati kelompok para pemilih muda, termasuk mahasiswa Cornell.

Aktris 23 tahun yang pernah dinobatkan sebagai aktris terseksi ini, melibatkan diri dalam program resmi kubu Obama dengan mengadakan pertemuan tersendiri yang dihadiri para anak muda. Melalui Johansson, kubu Obama sungguh sukses menggaet generasi muda, dari siswa SLTA setingkat sekolah menangah atas mulai umur 17 tahun hingga mahasiswa.

Meski demikian, tak sedikit pula selebritis Hollywood yang mendukung Nyonya Hillary Clinton. Isteri mantan Presiden AS Bill Clinton itu didukung oleh aktor gaek Jack Nicholson. Dan beberapa hari sebelum Nicholson menyatakan dukungannya, penyanyi bersuara emas Barbra Streisand dan Danny DeVito juga menyatakan dukungannya bagi Hillary Clinton.

Jack Nicholson dikenal sebagai aktor legendaris berkat perannya dalam A Few Good Men sebagai Kolonel Nathan Jessep. Barbra Streisand lahir 24 April 1942 di Williamsburg, Brooklyn, New York adalah penyanyi Amerika yang dua kali memperoleh penghargaan Academy Award. Sedangkan Danny DeVito adalah aktor Amerika bertubuh pendek yang dikenal antara lain lewat peran antagonisnya sebagai The Penguin dalam film Batman.

Meski kecil pengaruhnya, harus diakui peranan media massa dan strategi pencitraan diri di negeri adidaya itu cukup menentukan. Itu pula sebabnya diperlukan pendulang suara (vote getter) yang mumpuni agar para pemilih bersedia memberikan suaranya melalui para pendukung yang terdiri dari para selebritis. Para pemilih Amerika umumnya adalah audiens televisi.

Menurut riset Gallup, lebih dari 10 jam dalam sehari, penduduk Amerika menonton televisi. Mereka mudah terpukau, tergoda, menyumpah, jengkel, menangis, dan tertawa hanya oleh sebuah realitas yang mereka saksikan di televisi. Karena itu penampilan intens para kandidat beserta selebritis pendukungnya di muka publik televisi jelas menentukan pilihan mereka kelak.

Dalam konteks ini, barangkali pendapat Roland Barthes, pemikir Prancis, jadi relevan. Fashion bisa menjadi hegemoni, model rambut dan tren busana pun seolah satu hal yang kudu diikuti. Begitu pula halnya pentas keartisan. Boleh jadi, dia dapat melahirkan hegemoni pula atas audiens. Fenomena ini lalu masuk ke jurusan politik ketika audiens menjelma menjadi rakyat atau massa pemilih.

Di sini hegemoni keartisan akan menjadi modal politik. Bisa besar, bisa kecil. Jangan heran bila hegemoni selebritis kemudian seolah muncul dalam setiap kampanye kepresidenan di Amerika Serikat. Kedekatan antara Hollywood di pantai barat Amerika dengan Washington di pantai timur memang terasa benar pada musim kampanye presiden tahun ini. Kiprah para aktor dan aktris layar perak serta para penghibur dunia itu membuat semarak kampanye kepresidenan.

Itulah sebagian kiprah para selebriti di panggung politik. Sebagai vote-getter, seorang selebriti juga memiliki kekuatan dan pengaruh yang tak bisa diabaikan. Selebriti mampu mengarahkan pilihan-pilihan penggemarnya. Perubahan potongan rambut atau busana, misalnya, kerap segera jadi mode, atau trend. Bahkan hubungan selebriti-penggemar bisa berkembang menjadi sangat emosional, atau fanatisme.

Bila pandai memanfaatkan dan mengelolanya, hubungan emosional dan popularitas tersebut bisa menjadi modal kuat di panggung politik. Ini berlaku universal. Di belahan dunia manapun, seorang selebritis bisa saja menapaki karier politik hingga ke puncak. Amerika Serikat pernah dipimpin Ronald Reagan, politisi asal partai Republik yang sempat lama menjadi aktor Hollywood sebelum terjun ke dunia politik.

Bahkan Reagan terpilih dalam dua kali masa jabatan yang menandakan bahwa dia adalah presiden yang cukup populer di negaranya. Jejak Reagan tersebut kini diiikuti secara sadar oleh Arnold Schwarzenegger yang kini sukses menjabat Gubernur California selama dua periode. Mereka tentu tak hanya sekedar memanfaatkan popularitas untuk mencapai tujuan politik. Karier puncak itu membuktikan bahwa mereka punya talenta politik yang tinggi pula.

Sejumlah pertanyaan pun muncul terkait seberapa besar pengaruh para bintang itu terhadap hasil pemilihan. Studi yang dilakukan Pew Research Center for the People & the Press menunjukkan bahwa keterlibatan selebriti tak berdampak besar bagi dukungan suara terhadap seorang kandidat dalam Pemilihan Presiden di Amerika. ”Dukungan selebriti hanya berdampak kecil terhadap pemilih,” ungkap Pew dalam laporannya yang ada di situsnya.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan pihak Pew, 69% warga AS mengatakan, jika Ofrah Winfrey mendukung salah satu kandidat presiden, maka hal itu tidak akan berpengaruh kepada suara mereka. Mereka masih mungkin bersuara lain di luar suara yang ditunjukkan kaum selebritis. ”Hanya 30% yang mengatakan bahwa dukungan selebriti itu mempengaruhi mereka,” tulis Pew.

Nama besar para selebritis itu, tentu saja bisa dijadikan modal untuk menarik simpati warga AS. Tapi, siapa yang akan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat berikutnya, tentu saja masih samar-samar. Sebab Obama maupun Clinton memiliki peluang kuat untuk menduduki posisi terhormat itu sebelum Partai Demokrat memilih satu calon untuk dipertarungkan dengan calon dari Partai Republik dalam pemilihan raya tahun ini.

Setelah merebut nominasi dari partainya, tahap berikutnya tentu saja merebut hati rakyat Amerika secara keseluruhan. Dalam hal ini, Obama ataupun Hillary mesti berhadapan dengan John Mc Cain. Sebuah polling menunjukkan, pendukung Republik lebih senang bila calon mereka berhadapan dengan Clinton dibandingkan Obama. Sesuatu kekhawatiran yang tampaknya beralasan mengingat besarnya kelompok Hollywood di kubu Obama.

Sumber-sumber : NYT/Reuters/Washington Post/Pew

Dimuat di Tabloid Koktail edisi 026 Tahun I, 21 - 27 Maret 2008

1 komentar:

infogue mengatakan...

artikel anda sangat bagus dan menarik, artikel anda:

http://www.infogue.com/
http://www.infogue.com/selebritis/harum_hollywood_di_pentas_politik_amerika/

anda bisa promosikan artikel anda di infoGue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!