Kejayaan China ini mengingatkanku pada kunjunganku ke negeri panda tersebut. Sudah dua tahun berlalu. Pada Oktober 2006, beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri aku ditugaskan kantor meliput perjalanan Presiden SBY ke China. Ada beberapa tulisan yang kubuat untuk Jurnal Nasional, dengan judul-judul sebagai berikut :
(1) Investasi China di Indonesia US$ 15 Miliar (Minggu, 29 Oktober)
(2) China Hukum 17.500 Pejabat Terlibat Korupsi (Senin, 30 Oktober)
(3) Investasi Sebesar Rp 4 Triliun Terealisir (Senin, 30 Oktober)
(4) SBY Ajak Dunia Pariwisata Belajar dari China (Selasa, 31 Oktober)
Ada juga sejumlah tulisan features perjalanan mengenai China, tetapi aku cari-cari kok tidak ketemu ya ? Aku postingkan saja semua laporan dari China itu sekedar untuk review. Memang itu laporan lama, hampir dua tahun sudah berlalu. Dan sekarang sudah tahun 2008. Apa hasil dari kunjungan tersebut ? Dan bagaimana perkembangannya untuk perekonomian di Indonesia, silahkan mengambil kesimpulan sendiri.
Berikut tulisan-tulisanku tersebut untuk dibaca ulang oleh sidang pembaca. Supaya tidak membosankan, aku lengkapi juga dengan foto-fotoku saat berkunjung ke sana. Harapanku sih sederhana, semoga tulisanku ini masih bermanfaat bagi para pembaca.
Mudah-mudahan para pembaca juga bersedia memberikan komentar seperlunya. Soalnya aku lihat pengunjung blog ini lumayan banyak, tetapi yang memberikan komentar kok sedikit ya ? Tanya kenapa ....
Investasi China di Indonesia US$ 15 Miliar
Laporan Iwan Samariansyah dari Nanning, RRC
MENTERI Perdagangan Dr Mari Elka Pangestu kepada wartawan di
”Itu disampaikan oleh sejumlah pengusaha
Menurut Mari, pemerintah China, melalui Wakil Perdana Menteri RRC Huang Zu menyampaikan komitmen tersebut guna meningkatkan investasi China di Indonesia yang saat ini sudah mencapai US$ 15 Miliar (data hingga akhir 2005). ”Kita targetkan bahwa sekurang-kurangnya pada tahun 2010 nanti investasi China di Indonesia meningkat dua kali lipat menjadi sekitar US$ 30 Juta,” ujarnya.
Pada saat acara Indonesia-China Energy Forum di Shanghai, Perdana Menteri Huang Zu menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Keuangan China telah bekerjasama dengan departemen pemerintah lainnya untuk menjajaki penggunaan bentuk energi alternatif ini sebagai pengganti minyak dalam upaya mengurangi ketergantungan negara tersebut atas energi fosil.
Kementerian mengusulkan bahwa
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuannya dengan sejumlah pengusaha energi dan pertambangan China antara lain pimpinan perusahaan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) dan Petrochina menyambut gembira rencana sejumlah pengusaha energi China untuk terjun dalam investasi bio-energi di Indonesia.
”Kita akan sambut dengan tangan terbuka rencana anda untuk masuk dalam investasi bio energi di negara kami. Sebab, negara kami sedang melakukan investasi besar-besaran dalam bidang tersebut,” ujar SBY, seperti dikutip Menteri Perdagangan Mari Pangestu.
Di pihak lain, Wakil Perdana Menteri Huang Zu mengatakan bahwa
Zu mengatakan
Investasi asing langsung (FDI) di China turun 5,5 persen tahun-ke-tahun pada Juli menjadi 4,279 miliar dolar AS, dan untuk tujuh bulan pertama tahun ini turun 1,16 persen menjadi 32,71 miliar dolar AS.
Tentang hubungan ekonomi
Total nilai perdagangan RI-China periode Januari-Desember 2004 mencapai US$ 8,71 Miliar, terdiri dari ekspor sebesar US$ 4,6 Miliar dan impor US$ 4,1 Miliar atau naik 21,1 % dibanding periode sebelumnya. Yang menarik, dalam hal investasi, hingga kini, jumlah investasi Indonesia di China lebih besar daripada investasi China di Indonesia. (iwansams dari
Laporan Iwan Samariansyah dari Shanghai, RRC
Shanghai | Jurnal Nasional
KETIKA tiba di Shanghai pada 27 Oktober lalu, dalam rangka meliput kunjungan kerja lima hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara berpenduduk 1,3 Miliar jiwa tersebut maka Jurnal Nasional langsung mencari informasi mengenai praktek pemberantasan korupsi di China. Mulai dari bertanya ke
Wang Yong tampaknya berupaya mengajak penegak hukum di
Dia menginginkan polisi bertindak lebih jauh dengan mengusut kasus kecelakaan tersebut hingga ke akar-akarnya yaitu kasus korupsi di perusahaan bus. Itu merupakan contoh kasus, bagaimana media di
Angka tersebut diungkapkan di tengah-tengah skandal korupsi di
Perang melawan korupsi yang dicanangkan pemerintah komunis China sejak tahun 2003 telah menyikat sedikitnya 67.505 pejabat pemerintah China, termasuk juga sejumlah pejabat tinggi Partai Komunis China. ”Data ini menunjukkan bahwa jaksa di negara ini bertekad untuk menghilangkan korupsi,” kata Wang Zhenchuan, wakil jaksa utama Cina seperti dikutip oleh China Daily.
Pemerintah berusaha untuk menghentikan korupsi yang merajalela, karena khawatir praktek ini akan membuat pemerintahan Partai Komunis menjadi semakin lemah dan tidak berwibawa di mata rakyatnya.
Jaksa utama Cina, Jia Chunwang, dalam sebuah konperensi tentang korupsi di
Berminggu-minggu, media di
Lebih dari 50 orang sampai sejauh ini sudah ditahan sehubungan dengan skandal ini, menurut laporan Hongkong Standard, sebuah koran besar di
Pejabat tertinggi pertama yang terseret ke dalam skandal pensiun ini adalah Chen Liangyu, yang dipecat dari jabatannya sebagai ketua Partai Komunis di Shanghai pada September lalu. Tokoh dan pejabat lain yang terseret dalam kasus itu termasuk pimpinan Formula Satu di Cina, Yu Zhifei, yang sudah ditanyai oleh aparat berwenang, dan kepala badan statistik negara itu, Qiu Xiaohua, yang dipecat dari jabatannya.
Salah satu orang terkaya di negara itu, Zhang Rongkun, akhirnya ditahan juga akibat terlibat dalam skandal
Pembangunan fisik di
Namun, seperti juga negara-negara yang sedang gencar berkembang dari segi bisnis dan ekonomi maka penyakit korupsi merajalela di
Investasi Rp 4 Triliun Terealisir
Laporan Iwan Samariansyah dari Nanning, RRC
Nanning | Jurnal Nasional
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin (30/10) ini akan menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao di Nanning, China. Acara itu adalah salah satu acara kunjungan kerja Presiden SBY ke China sejak 27 Oktober lalu. Pertemuan itu menyusul telah disepakatinya investasi dari sejumlah pengusaha China sektor energi ke Indonesia sebesar Rp 4 Triliun, Sabtu lalu.
Usai acara tersebut, kedua pemimpin menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-China ke 15 yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara negara-negara Asia Tenggara dengan negara berpenduduk 1,3 Miliar jiwa tersebut.
Ikut serta pada acara tersebut sejumlah Menteri kabinet Indonesia bersatu, sejumlah kepala daerah, anggota DPR dan sejumlah pengusaha nasional yang memiliki mitra dagang dengan kalangan pengusaha China. Diantara yang ikut serta adalah Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Gubernur Papua Barnabas Suebu dan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto.
Tujuan utamanya, kata kepala negara pada saat press briefing di pesawat kepresidenan, untuk mencari dan mendapatkan peluang ekonomi demi kepentingan nasional. ”Kita harus mendapatkan sesuatu dari kebangkitan ekonomi China,” kata Presiden.
Tak tanggung-tanggung, SBY yang bertekad memimpin langsung Indonesia Incorporated dalam rangka memperbesar jalinan kerjasama ekonomi dengan China menggelar pertemuan one on one dengan sejumlah pengusaha China. Terutama mereka yang telah merealisasikan kontrak sebagai realisasi dari MOU yang dibuat pada Forum Energi Indonesia-China pertama pada tahun 2002 lalu di Bali. Rincian kontrak, lihat tabel.
Sejumlah pengusaha China menyatakan pula ketertarikannya untuk memperbesar jumlah investasinya di Indonesia, terutama dalam pengembangan sektor kelistrikan dan bio energi. Cao Guang, Presdir Chengda Engineering Corporation of China menyatakan bahwa saat ini minyak bumi semakin langka dan semakin mahal, karena itu bio energi menjadi salah satu alternatif sumber energi yang layak dikembangkan.
Chengda adalah salah satu perusahaan China yang akan membangun Power Plant 2x100 Megawatt di Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan investasi sebesar US$ 170 Juta. Chengda juga sedang melanjutkan investasinya dalam bidang Coal based Chemical Plant di Balocci, Pangkep, Sulawesi Selatan dengan investasi sebesar US$ 687 Juta.
Menteri Energi dan Sumber daya Mineral Purnomo Yusgiantoro pada kesempatan tersebut juga menyatakan bahwa saat ini krisis energi tengah mengancam dunia. Itu terlihat dari lonjakan harga minyak mentah dunia di pasar internasional yang berkisar US$ 70 perbarel. Bagi Indonesia, melonjaknya harga minyak mentah dunia telah memaksa pemerintah menaikkan harga minyak. ”Ketergantungan kepada minyak bumi tidak bisa dipertahankan terus,” kata Purnomo.
Karena itulah Indonesia bertekad untuk melanjutkan program strategis untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada minyak bumi. Energi yang dikembangkan, kata Purnomo, adalah gas, panas bumi, matahari, angin, energi nuklir dan tentu saja bio-energi. Indonesia sangat mendukung pengembangan industri pertanian pemasok bahan bakar nabati seperti jarak, kelapa sawit, kentang, singkong, tebu dan sebagainya.
Kunjungan ke China tersebut juga dimanfaatkan oleh Presiden SBY dan rombongan untuk mempelajari cara-cara pemerintah China mengelola dua hal yang sedang menjadi masalah besar di Indonesia. Pertama, pengelolaan sampah sebagai sumber energi dengan mengunjungi Shanghai Pudong City Heat Energy. Kedua, manajemen pariwisata China yang berhasil mengelola pariwisata sungai dan pegunungan di Guilin, China Selatan.
Pada Minggu (29/10), rombongan Presiden SBY yang telah tiba di Guilin, sebuah kota wisata di provinsi Guangzhou sekitar dua jam perjalanan dengan menggunakan pesawat Garuda Boeing 737-400 ke arah selatan melakukan perjalanan wisata menyusuri sungai Lijiang dari Dermaga Zhujiang, Guilin menuju Yangshuo Village.
Menurut Dubes Indonesia untuk RRC Sudradjat, boat cruise di sungai Lijiang merupakan atraksi wisata yang terkenal di Guilin, dengan pemandangan alam yang terindah di China. Turun dari perahu, rombongan kemudian menuju Reed Flute Cave yang merupakan atraksi wisata terkenal dengan stalaktit, stalakmit dan tirai batu yang umurnya sudah ribuan tahun. ”Benar-benar menakjubkan,” komentar Menteri Perdagangan Mari Pangestu yang juga ikut serta dalam rombongan tersebut.
SBY Ajak Dunia Pariwisata Belajar dari
HARI Ketiga kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke
”Kita ingin belajar dari
Kedua tempat wisata tersebut adalah wisata sungai menyusuri Sungai Li (Li Jiang) dan wisata gua karst
Pelayaran kapal menelusuri Sungai Li yang membelah
Selama tiga jam lebih, para peserta kunjungan kerja dari
Di sepanjang perjalanan, selain menyaksikan pemandangan alam yang mempesona, mereka juga dapat menyaksikan langsung kehidupan masyarakat
Sungai Li sendiri tampak terawat, jernih dan terlihat batu-batuan di dasar sungai. Yang mengherankan, meski sepertinya tidak terlalu dalam, kapal ferry yang membawa rombongan tidak pernah kandas atau terbentur batu-batuan sungai yang banyak terdapat di sepanjang aliran sungai tersebut. Saat waktu makan siang, sejumlah hidangan sungai seperti ikan, udang dan masakan khas
Tidak hanya Presiden SBY saja yang diundang menikmati wisata di
Rombongan berhenti di dermaga Yangshuo dan langsung melanjutkan wisata menelusuri gua karst yang dikenal dengan stalaktit, stalakmit dan tirai batu yang umurnya sudah ratusan ribu tahun. Wisata penelusuran gua yang menaiki lebih dari 100 anak tangga dari batu tersebut sungguh menarik. Pemandu wisata juga pandai bercerita mengenai tampilan-tampilan stalaktit dan stalakmit di gua tersebut.
Hadir pada acara kunjungan wisata tersebut adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan para pejabat di kementerian tersebut. Usai kunjungan, tanpa membuang waktu, SBY langsung menggelar pertemuan dengan para menterinya untuk mengevaluasi sektor pariwisata nasional yang diakui agak mundur saat ini. ”Pariwisata berada jauh di bawah target rencana pembangunan kita,” kata SBY.