Selasa, Juli 08, 2008

Masjid Kubah Mas, Depok

SAAT mengikuti acara Family Gathering Deltu Club di Kampung 99 Pepohonan di Limo, Depok, pada 5-6 Juli 2008 lalu, aku, isteriku Yundri dan anakku Nina menyempatkan diri berkunjung ke Masjid kubah emas Dian Al Mahri yang sempat jadi buah bibir masyarakat itu.

Masjid itu memang terletak tidak jauh dari lokasi Family Gathering kami. Kami sempat berpose di depan masjid tersebut. Masjid ini sungguh besar dan megah serta berada di lahan yang luasnya tak kurang dari 100 hektar.

Pemilik masjid berkubah emas ini, Hj Dian Djuriah Maimun Al Rasjid (52), pengusaha asal Banten, membeli tanah di Kelurahan Meruyung sejak tahun 1996. Masjid berarsitektur indah ini dibangun sejak tahun 2001. Hj Dian adalah juga Ketua Umum Yayasan Dian Al Mahri, Islamic center yang berkantor di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan.

Kawasan masjid yang disebut-sebut termegah di Asia Tenggara ini kini ramai dikunjungi masyarakat umum. yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Gerbangnya megah dan setiap pengunjung ditarik karcis parkir saat masuk. Sejumlah petugas berjaga di pos keamanan. Warga yang berkunjung umumnya penasaran, dan datang hanya untuk mengagumi arsitektur masjid berkubah emas 18 karat itu sambil berdecak dan berfoto bersama.

Di depan bangunan masjid dibangun taman hijau nan asri. Tak jauh dari masjid dibangun gedung serba guna yang sejak tahun 2005 digunakan untuk tempat pengajian. Di dekatnya juga tampak sejumlah tempat peristirahatan berlantai dua.

Jayadih (65 tahun), koordinator pengajian Yayasan Dian Al Mahri yang pernah menjabat kepala desa atau Lurah Meruyung (1988-1998) ini menceritakan, "Bu Dian datang kepada saya tahun 1996, mencari tanah untuk pembangunan masjid. Kemudian secara bertahap tanah di sekitarnya terus dibelinya."

Ny Syafei, pegawai Yayasan Dian Al Mahri, yang ditanya secara terpisah mengatakan, tanah yang ada di sekitar masjid itu kini mencapai 100 hektar. Di sekitar masjid itu akan dibangun universitas dan pesantren. Kini sedang dibangun sejumlah villa, tempat peristirahatan bagi pengunjung.

Di kawasan masjid ini dibangun gedung serba guna yang digunakan sejak tahun 2005. "Kapasitas gedung serba guna ini hingga 15.000 orang. Pernah dalam suatu acara jumlah yang datang mencapai 25.000 orang," kata Jayadih.

Masjid berkubah emas ini dibangun pada lahan sekitar dua hektar, tetapi bangunannya berukuran 60 meter x 120 meter atau sekitar 7.200 meter persegi.

Kala pengajian dibuka di pendopo kecil di dekat masjid, ribuan orang datang. "Bu Hajah Dian, orang berada, yang setiap Lebaran memberikan bingkisan. Bu Dian selalu menyampaikan petuah, kekayaan tidak ada gunanya jika kita sudah meninggal. Dia sering mengajak masyarakat ikut pengajian," tutur Jayadih.

Awalnya 150 orang yang hadir dalam pengajian Yayasan Dian Al Mahri, sekarang sudah 13.000 orang lebih. Mereka yang datang bukan hanya dari Depok, tetapi juga dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Setiap pengajian digelar pukul 20.00-23.30, lalu lintas di ruas Jalan Meruyung-Cinere padat. "Kini pengajian dibagi empat agar yang datang terbagi," katanya.

Setiap kali pengajian muncul pasar dadakan. "Ini termasuk dampak langsung yang menguntungkan masyarakat sekitar, terutama pedagang kecil yang mengais rezeki dari hadirnya ribuan orang di tempat ini," ungkap Jayadih.

Tidak banyak memang masjid berkubah emas yang dibangun di dunia. Salah satunya Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin di Brunei Darussalam, yang digunakan tahun 1958, kubahnya emas 24 karat. Masjid yang dirancang arsitek asal Italia ini terletak di tepi Sungai Brunei dan berlokasi di Bandar Seri Begawan. Lantai dan dinding marmernya diimpor dari Italia. Masjid di Brunei ini merefleksikan arsitektur Islam klasik.

Ada juga Masjid Suneri di Lahore, Pakistan, dengan tiga kubah emasnya yang dibangun Nawab Syed Bhikari Khan, putra Deputi Gubernur Lahore masa pemerintahan Muhammad Shah pada 1753 AD. Masjid ini berukuran 161,5 meter x 160,6 meter, merupakan terbesar di dunia untuk jemaah di ruang terbuka.

Masjid berkubah emas yang baru-baru ini menjadi berita dunia adalah Masjid Al Askari, tempat suci kaum Shiah di Samarra, Irak. Masjid yang dibangun tahun 944 ini menjadi perhatian dunia setelah kubah emasnya hancur akibat serangan bom pada Februari 2006.

Masjid berkubah emas di Meruyung di masa mendatang diharapkan menjadi salah satu tujuan wisata, terutama wisata rohani. Masjid dengan areal sekitarnya mencapai 100 hektar ini kelak akan mudah dikunjungi jika dua ruas jalan tol, yaitu Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan P Antasari-Sawangan-Citayam jadi dibangun, dan beroperasi tahun 2009.

* Sumber informasi dikutip dari Harian Kompas