Pertama
kali digelar, 19 peserta UKJ mengikuti kegiatan itu dengan antusias.
Antusias dan tangkas. Itulah yang sepintas tertangkap dari
para peserta yang mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) di Wisma
Hijau, Cimanggis, akhir pekan lalu. Kegiatan yang untuk pertama kalinya digelar
oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia
itu diikuti oleh 19 peserta dari seluruh Indonesia, empat diantaranya
jurnalis perempuan. Tanpa kenal lelah mereka mengikuti semua tugas dan materi
UKJ yang disiapkan oleh tim penguji.
UKJ digelar selama dua hari, Sabtu (28/4) dan Minggu (29/4)
diikuti oleh 18 orang jurnalis media cetak dan seorang jurnalis media
elektronik Radio Prosalina, Jember. Lima peserta
berasal dari Jakarta, juga dari Bandung
(4 orang), Balikpapan dan Semarang
masing-masing dua orang dan Surabaya, Jayapura,
Ternate dan Manado
diwakili masing-masing seorang jurnalis. Selain UKJ sehari sebelumnya digelar
pula Training of Trainers (TOT) calon penguji UKJ.
Yang menarik, jumlah peserta yang mengikuti TOT sebagai
calon penguji ternyata lebih banyak dari peserta yang mengikuti UKJ itu
sendiri. Ada 31
peserta yang mengikuti TOT calon penguji dengan 28 orang diantaranya
membubuhkan tanda tangannya di daftar hadir yang saya minta dari pihak panitia.
Hanya empat peserta TOT berasal dari Jakarta dan
selebihnya dari berbagai kota di seluruh Indonesia.
Mereka berasal dari 25 media cetak dan enam media elektronik.
Meski diikuti cukup banyak peserta, UKJ pertama kali ini
masih didominasi peserta pria. Tidak banyak jurnalis perempuan yang ikut serta
dalam kegiatan ini, entah kenapa. Hanya empat orang dari 19 peserta. 20 persen
peserta perempuan mestinya jumlah yang kurang memadai. Apalagi penyelenggaraan
kegiatan ini diselenggarakan di bulan April, bulan yang seharusnya menjadi
milik kaum hawa karena ada peringatan Hari Kartini disitu.
Wisma Hijau, bangunan
milik Bina Swadaya ini merupakan sebuah bangunan
lama yang berdiri pada tahun 1982. Tentu saja dengan harapan bahwa di tengah
alam bernuansa hijau, segar lantaran pagar bambu, tanaman rumput, tanaman hias
dan berbagai jenis pohon yang tumbuh di lingkungan ini akan lahir generasi
pertama anggota AJI yang kompeten dan professional. Lantai dua Gedung Utama
Wisma Hijau berukuran sekitar 14 meter x 11 meter itu menjadi riuh rendah oleh
suara para panitia, peserta UKJ, calon penguji dan para penguji.
Wisma Hijau telah menjadi saksi bisu terciptanya sebuah sejarah.
Di tengah-tengah ruangan yang didominasi warna hijau itu akan tercipta generasi
baru anggota AJI, organisasi jurnalis yang berkeinginan ingin terus meningkatkan
mutu para pekerja pers yang menjadi anggotanya. Panitia dan peserta menyebar di
beberapa meja terpisah, asyik dengan kesibukannya sendiri-sendiri. Tim penguji
dan peserta yang diuji sama-sama sibuk.
Yang satu sibuk menyiapkan pertanyaan yang harus diajukan ke
peserta, dan yang lain sibuk menyiapkan jawaban yang dianggap bisa memuaskan
penanya. Saling umpan balik. Sekitar 50-an orang hilir mudik dalam ruangan berukuran
sekitar 14 meter x 11 meter itu. Di atas meja bertebaran laptop, ponsel, gelas minuman,
kertas ujian, kunci, alat tulis dan tas peserta. Pendek kata segala macam
peralatan yang dibawa oleh peserta, panitia, penguji maupun observer yang ikut
hadir pada UKJ pertama ini.
Ketua Umum AJI Indonesia Eko Maryadi kepada wartawan
mengatakan bahwa penyelenggaraan AJI Indonesia itu adalah amanat Kongres AJI di
Makassar. AJI berkomitmen untuk mendukung pengembangan kapasitas profesi para
anggotanya. ”Kita mendukung peningkatan kualitas profesionalisme para anggota
AJI. Oleh karena itu mau tidak mau kita harus mengadakan UKJ ini,” katanya saat
ditanya wartawan di Depok, Sabtu (28/4) lalu.
Dia berkeyakinan bahwa bagi jurnalis, UKJ ini memberikan
keuntungan bagi semua pihak yang berkepentingan pada profesi jurnalis. Termasuk
pula bagi masyarakat umum. Makin banyak jurnalis yang memiliki kompetensi yang
memadai maka akan muncul pers yang sehat dan beretika di Indonesia. ”Jurnalis
yang yang lulus UKJ ini jelas memiliki kompetensi dan standar etik yang
berbeda,” katanya.
Abdullah Alamudi, mantan anggota Dewan Pers yang kini
menjadi staf pengajar di Lembaga Pers Dr Soetomo menyampaikan apresiasinya pada
antusiasme peserta yang mengikuti ajang UKJ kali ini. ”Ini jelas merupakan
bukti keseriusan AJI dalam melahirkan para jurnalis yang profesional,” katanya.
*) Dimuat di Harian Jurnal Nasional edisi Rabu, 2 Mei 2012 halaman 9