Iwan Samariansyah (iwansams@jurnas.com)
TAK gentar. Meski diancam akan diserang habis-habisan oleh mesin militer Amerika Serikat yang sudah bersiaga di Teluk
”Prestasi negara kami di bidang energi nuklir sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan di negara kami,” demikian Ahmadinejad dalam pidato di depan rapat umum di Kota Siahkal, bagian utara Provinsi Gilan, seperti dilansir kantor berita
”Bagi kami, program nuklir itu adalah harga mati sekalipun kita harus menghentikan aktivitas lainnya selama 10 tahun dan memfokuskan perhatian kita pada masalah ini. Perlu pengorbanan di sektor lain agar program nuklir negara ini sukses,” paparnya, tanpa menjelaskan wilayah mana yang terkena dampak.
Pernyataan tersebut muncul menjelang berakhirnya tenggat waktu yang ditetapkan PBB bagi
Pernyataan itu segera mendapat tanggapan dari pemimpin tertinggi
”Jika kita memperoleh energi ini, rakyat kita akan maju lebih dari 50 tahun. Kita hendaknya menyadari akan hal ini. Itulah sebabnya mengapa musuh-musuh kita begitu takut jika kita bisa memperoleh energi ini,” kata Ahmmadinejad.
”Dengan bantuan pemuda dan ilmuwan kita, maka kita akan tetap meneruskan aktivitas kita untuk mencapai energi ini. Dengan demikian, kita dapat memperoleh hak-hak kita dalam waktu sesingkat-singkatnya,” tambahnya.
Tuduhan Amerika Serikat bahwa
Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki yang sedang berada di di
Ia menambahkan ia berharap pertemuan di Wina antara Kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei dan perunding Iran Ali Larijani akan berakhir dengan konstruktif. ”Marilah kita berharap sekali ini perundingan takkan terganggu, seperti pada waktu lalu,” kata Mottaki --yang berkeras bahwa penyelesaian internasional masalah itu diperlukan guna memelihara hak
Pertemuan ElBaradei-Larijani dilaksanakan pada malam menjelang tenggat PBB bagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar