Rabu, Juli 25, 2007

Muhammad Yunus, Pemenang Nobel Perdamaian 2006


Bankirnya Kaum Papa


Iwan Samariansyah (iwansams@jurnas.com)

NOBEL Perdamaian 2006 akhirnya jatuh pada ekonom asal Bangladesh Muhammad Yunus dan Grameen Bank. Yunus adalah pendiri lembaga perbankan yang ditujukan untuk mengentaskan jutaan orang kaum papa di Bangladesh dari kemiskinan. Yunus yang dijuluki ”Banker of the Poor” itu menciptakan sistem baru perbankan pada tahun 1976 untuk memberikan kredit mikro bagi orang sangat miskin di Bangladesh, khususnya kaum perempuan, sehingga mereka dapat memulai usaha tanpa jaminan.

Keberhasilannya menciptakan kredit mikro memang luar biasa. Dia menciptakan suatu sistem kredit tanpa agunan yang kemudian dicontoh di seluruh dunia. Yunus dianggap merupakan seseorang yang telah melakukan karya besar di Bangladesh, dan karyanya merupakan model bagi negara-negara lain di seluruh dunia dalam mengentaskan kemiskinan sekaligus menebarkan semangat perdamaian.

Yunus bekerja sangat keras mewujudkan impiannya itu. ”Di Bangladesh, dimana tidak ada lapangan kerja dan tidak ada listrik, mikro kredit berjalan seperti jam kerja,” kata Yunus, yang tampak kaget saat diberitahu bahwa dia terpilih sebagai pemenang nobel perdamaian.

Pengumuman pemenang nobel perdamaian itu dilangsungkan di Oslo oleh Ketua Komite Nobel Ole Danbolt Mjoes. Kepada pers, Mjoes mengatakan bahwa Yunus dan Grammen Bank patut diberi penghargaan karena karya mereka di bidang sosial dan pengembangan ekonomi telah memberikan inspirasi pada banyak orang di seluruh dunia.

”Perdamaian yang berkelanjutan tidak dapat diberikan kecuali sebagian besar masyarakat telah diberi peluang keluar dari kemiskinan. Pembangunan seperti ini berguna dalam hak asasi manusia dan demokrasi. Kredit mikro adalah salah satu jalan keluarnya,” kata pernyataan panitia Nobel.

Pemenang nobel perdamaian tersebut akan mendapatkan hadiah 10 juta kronor Swedia atau sekitar US$ 1,07 juta.

Yunus, pria kelahiran Chittagong tahun 1940 itu meyakinkan kaum perempuan bahwa mereka dapat lepas dari kemiskinan dengan mengambil kredit kecil dan memulai bisnis kecil-kecilan. Grameen Bank kini melayani 6,1 juta nasabah di seluruh dunia. Yayasan Grameen yang menjalankan bank tersebut, didirikan tahun 1997 dan memiliki jaringan global dengan 52 rekanan di 22 negara.

Yunus menyelesaikan studinya di Chittagong Collegiate School. Lantas mendapatkan gelar MA di bidang ekonomi dari Dhaka University, dan kemudian mendapatkan beasiswa Fullbright untuk meraih gelar Ph.D di bidang ekonomi dari Vanderbilt University pada 1969. Saat ini selain mengelola Grameen Bank, dia juga mengajar sebagai guru besar ekonomi di Chittagong University.

Saat ini, Grameen Bank telah membantu sekitar 11 juta orang miskin di Asia, Afrika, Amerika dan Timur Tengah. Yunus mengalahkan kandidat lainnya seperti Mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisari, mediator perdamaian Gareth Evans dari Australia dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Dia adalah orang Bangladesh ketiga yang mendapatkan penghargaan nobel sesudah penyair Rabindranath Tagore dan ekonom Dr Amartya Sen. Grameen Bank dan Muhammad Yunus dinilai layak menjadi pemenang nobel perdamaian 2006 karena dukungannya kepada rakyat miskin dengan memberikan pinjaman lunak dengan tujuan pembangunan ekonomi untuk perdamaian. (Reuters/BBC).


Para pemenang Nobel Perdamaian dari tahun ke tahun (1986 – 2006)

2006 - Muhammad Yunus dan Grameen Bank Bangladesh.
2005 - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan pimpinannya, Mohamed ElBaradei
2004 - Wangari Maathai, aktifis lingkungan hidup Kenya
2003 - Pengacara HAM Iran Shirin Ebadi
2002 - Mantan Presiden AS Jimmy Carter

2001 - PBB dan Sekjen PBB Kofi Annan
2000 - Presiden Korsel Kim Dae-jung
1999 - Medical aid charity Medecins Sans Frontieres
1998 - Politisi Irlandian Utara John Hume dan David Trimble
1997 - The International Campaign to Ban Landmines (ICBL) dan koordinatornya, Jody Williams

Tidak ada komentar:

Posting Komentar