Rabu, Agustus 27, 2008

China Memang Hebat

OLIMPIADE BEIJING baru saja berlalu. Dan China, negara yang tengah tumbuh menjadi raksasa ekonomi dunia yang baru itu sukses menjadi tuan rumah yang baik. Mereka juga berhasil menjadi Juara Umum Olimpiade yang baru menggeser tradisi juara yang selama ini dipegang oleh negara adidaya Amerika Serikat. Luar biasa !

Kejayaan China ini mengingatkanku pada kunjunganku ke negeri panda tersebut. Sudah dua tahun berlalu. Pada Oktober 2006, beberapa hari setelah Hari Raya Idul Fitri aku ditugaskan kantor meliput perjalanan Presiden SBY ke China. Ada beberapa tulisan yang kubuat untuk Jurnal Nasional, dengan judul-judul sebagai berikut :

(1) Investasi China di Indonesia US$ 15 Miliar (Minggu, 29 Oktober)
(2) China Hukum 17.500 Pejabat Terlibat Korupsi (Senin, 30 Oktober)
(3) Investasi Sebesar Rp 4 Triliun Terealisir (Senin, 30 Oktober)
(4) SBY Ajak Dunia Pariwisata Belajar dari China (Selasa, 31 Oktober)

Ada juga sejumlah tulisan features perjalanan mengenai China, tetapi aku cari-cari kok tidak ketemu ya ? Aku postingkan saja semua laporan dari China itu sekedar untuk review. Memang itu laporan lama, hampir dua tahun sudah berlalu. Dan sekarang sudah tahun 2008. Apa hasil dari kunjungan tersebut ? Dan bagaimana perkembangannya untuk perekonomian di Indonesia, silahkan mengambil kesimpulan sendiri.

Berikut tulisan-tulisanku tersebut untuk dibaca ulang oleh sidang pembaca. Supaya tidak membosankan, aku lengkapi juga dengan foto-fotoku saat berkunjung ke sana. Harapanku sih sederhana, semoga tulisanku ini masih bermanfaat bagi para pembaca.

Mudah-mudahan para pembaca juga bersedia memberikan komentar seperlunya. Soalnya aku lihat pengunjung blog ini lumayan banyak, tetapi yang memberikan komentar kok sedikit ya ? Tanya kenapa ....

Investasi China di Indonesia US$ 15 Miliar

Laporan Iwan Samariansyah dari Nanning, RRC

Nanning | Jurnal Nasional

MENTERI Perdagangan Dr Mari Elka Pangestu kepada wartawan di Guilin, Minggu (29/10) mengatakan bahwa China berencana untuk meningkatkan investasi produk bahan bakar nabati (biofuel) dan sumber energi terbarukan. China juga tertarik untuk ikut serta dalam pengembangan teknologi mengubah bahan bakar batubara menjadi minyak.

”Itu disampaikan oleh sejumlah pengusaha China yang mengadakan pertemuan One on One Meeting dengan Presiden,” ujar Mari kepada Jurnal Nasional di sela-sela acara kunjungan kerja kepala negara ke China selama lima hari.

Menurut Mari, pemerintah China, melalui Wakil Perdana Menteri RRC Huang Zu menyampaikan komitmen tersebut guna meningkatkan investasi China di Indonesia yang saat ini sudah mencapai US$ 15 Miliar (data hingga akhir 2005). ”Kita targetkan bahwa sekurang-kurangnya pada tahun 2010 nanti investasi China di Indonesia meningkat dua kali lipat menjadi sekitar US$ 30 Juta,” ujarnya.

Pada saat acara Indonesia-China Energy Forum di Shanghai, Perdana Menteri Huang Zu menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Keuangan China telah bekerjasama dengan departemen pemerintah lainnya untuk menjajaki penggunaan bentuk energi alternatif ini sebagai pengganti minyak dalam upaya mengurangi ketergantungan negara tersebut atas energi fosil.

Kementerian mengusulkan bahwa China harus secara serius melakukan pengujian sumber-sumber energi terbarukan termasuk energi surya dan angin, serta menjajaki teknologi batubara-menjadi-minyak. Kementerian Keuangan akan membentuk lembaga pendanaan khusus atau memberlakukan kebijakan pajak khusus untuk mendanai riset bentuk energi berbeda.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuannya dengan sejumlah pengusaha energi dan pertambangan China antara lain pimpinan perusahaan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) dan Petrochina menyambut gembira rencana sejumlah pengusaha energi China untuk terjun dalam investasi bio-energi di Indonesia.

”Kita akan sambut dengan tangan terbuka rencana anda untuk masuk dalam investasi bio energi di negara kami. Sebab, negara kami sedang melakukan investasi besar-besaran dalam bidang tersebut,” ujar SBY, seperti dikutip Menteri Perdagangan Mari Pangestu.

Di pihak lain, Wakil Perdana Menteri Huang Zu mengatakan bahwa China akan terus meningkatkan keterbukaannya untuk lebih banyak menarik investasi asing.

Zu mengatakan China masih akan terus meningkatkan keterbukaan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial dan akan menarik investasi asing lebih aktif dan efektif. Zu mencatat bahwa jumlah investasi asing yang datang ke China masih tertinggal dari rata-rata dunia, dan masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kualitas.

Investasi asing langsung (FDI) di China turun 5,5 persen tahun-ke-tahun pada Juli menjadi 4,279 miliar dolar AS, dan untuk tujuh bulan pertama tahun ini turun 1,16 persen menjadi 32,71 miliar dolar AS.

Tentang hubungan ekonomi Indonesia dan China, Zu mengatakan bahwa berbagai perjanjian kerjasama akan terus digalakkan. Berdasarkan data yang ada nilai investasi dan perdagangan kedua negara terus meningkat.

Total nilai perdagangan RI-China periode Januari-Desember 2004 mencapai US$ 8,71 Miliar, terdiri dari ekspor sebesar US$ 4,6 Miliar dan impor US$ 4,1 Miliar atau naik 21,1 % dibanding periode sebelumnya. Yang menarik, dalam hal investasi, hingga kini, jumlah investasi Indonesia di China lebih besar daripada investasi China di Indonesia. (iwansams dari Nanning, China).

China Hukum 17.500 Pejabat Terlibat Korupsi

Laporan Iwan Samariansyah dari Shanghai, RRC

Shanghai | Jurnal Nasional

KETIKA tiba di Shanghai pada 27 Oktober lalu, dalam rangka meliput kunjungan kerja lima hari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke negara berpenduduk 1,3 Miliar jiwa tersebut maka Jurnal Nasional langsung mencari informasi mengenai praktek pemberantasan korupsi di China. Mulai dari bertanya ke sana kemari pada teman-teman dari Kedubes RI, hingga membaca dari media-media terbitan China sendiri seperti China Daily dan Shanghai Daily.

Ada satu berita kecil Shanghai Daily, harian berbahasa Inggris soal pemberantasan korupsi di China edisi Minggu, 29 Oktober 2006. Tulisan yang ditulis oleh Wang Yong, seorang ilmuwan asal Shanghai itu mengajak agar para penegak hukum pemberantas korupsi tidak sekedar bekerja saat mereka mengenakan seragamnya saja. ”Corrupt cops should not just take off their uniforms” begitu judul tulisannya.

Wang Yong tampaknya berupaya mengajak penegak hukum di China untuk bekerja lebih keras lagi. Contoh kasus yang dia angkat adalah kasus kecelakaan bus di Chongqing yang menelan 30 jiwa penumpangnya. Menurut dia, itu bukan semata-mata kasus kecelakaan lalu lintas biasa. ”Investigasi yang dilakukan oleh polisi menunjukkan bahwa kecelakaan itu terjadi akibat adanya korupsi yang terjadi di tubuh perusahaan bus tersebut sehingga mengijinkan operator bus mengangkut jumlah penumpang melebihi kapasitas,” tulisnya.

Dia menginginkan polisi bertindak lebih jauh dengan mengusut kasus kecelakaan tersebut hingga ke akar-akarnya yaitu kasus korupsi di perusahaan bus. Itu merupakan contoh kasus, bagaimana media di China mendorong upaya pemerintah China melakukan pemberantasan korupsi secara besar-besaran. Hingga kini, sedikitnya 17.500 pejabat yang terlibat korupsi telah dihukum dengan keras oleh pemerintah.

Angka tersebut diungkapkan di tengah-tengah skandal korupsi di Shanghai tentang penyalahgunaan dana pensiun negara yang mengguncang kota berpenduduk 17 juta jiwa tersebut. Dua orang pejabat tinggi di Shanghai dilaporkan telah menjadi korban terbaru dalam skandal ini. Ling Baoheng dan Wu Hongmei, dari Komisi Pemantauan dan Administrasi Aset Negara, kini sedang ditanyai oleh aparat berwenang.

Perang melawan korupsi yang dicanangkan pemerintah komunis China sejak tahun 2003 telah menyikat sedikitnya 67.505 pejabat pemerintah China, termasuk juga sejumlah pejabat tinggi Partai Komunis China. ”Data ini menunjukkan bahwa jaksa di negara ini bertekad untuk menghilangkan korupsi,” kata Wang Zhenchuan, wakil jaksa utama Cina seperti dikutip oleh China Daily.

Pemerintah berusaha untuk menghentikan korupsi yang merajalela, karena khawatir praktek ini akan membuat pemerintahan Partai Komunis menjadi semakin lemah dan tidak berwibawa di mata rakyatnya.

Jaksa utama Cina, Jia Chunwang, dalam sebuah konperensi tentang korupsi di Beijing pekan ini mengatakan bahwa ”korupsi, jika tidak dikendalikan, akan mengancam demokrasi dan aturan hukum, dan mendorong peningkatan kejahatan terorganisasi dan terorisme. Karena itu perang melawan korupsi harus terus digalakkan di segenap lapisan pemerintah China”.

Berminggu-minggu, media di China baik cetak maupun elektronik gencar memberitakan kasus korupsi yang terbesar dan menjadi sorotan dalam beberapa bulan ini. Utamanya penyelidikan tentang dugaan penyalahgunaan dana pensiun di Shanghai, bernilai jutaan dollar AS.

Lebih dari 50 orang sampai sejauh ini sudah ditahan sehubungan dengan skandal ini, menurut laporan Hongkong Standard, sebuah koran besar di Hong Kong. Mereka yang ditangkap termasuk beberapa pejabat senior Shanghai dan sejumlah pengusaha.

Pejabat tertinggi pertama yang terseret ke dalam skandal pensiun ini adalah Chen Liangyu, yang dipecat dari jabatannya sebagai ketua Partai Komunis di Shanghai pada September lalu. Tokoh dan pejabat lain yang terseret dalam kasus itu termasuk pimpinan Formula Satu di Cina, Yu Zhifei, yang sudah ditanyai oleh aparat berwenang, dan kepala badan statistik negara itu, Qiu Xiaohua, yang dipecat dari jabatannya.

Salah satu orang terkaya di negara itu, Zhang Rongkun, akhirnya ditahan juga akibat terlibat dalam skandal Shanghai tersebut. Lebih dari 100 penyidik dari pemerintah pusat dikirim ke Shanghai untuk menelusuri uang yang hilang dari dana jaminan sosial Shanghai yang senilai 10 milyar yuan (US$ 1,25 milyar). Dana ini secara gelap digunakan sebagai pinjaman dan investasi ilegal di bidang real estate dan proyek-proyek infrastruktur lainnya.

Pembangunan fisik di China memang berlangsung luar biasa dan dalam skala yang masif. Kota bisnis dan pusat industri di pantai Timur China tersebut berdandan bak gadis rupawan China yang sedang mekar-mekarnya. Shanghai sebagai contoh. Dari udara, kota tersebut mirip kota-kota di belahan bumi barat, penuh bangunan pencakar langit dan jalan-jalan raya yang padat kendaraan.

Namun, seperti juga negara-negara yang sedang gencar berkembang dari segi bisnis dan ekonomi maka penyakit korupsi merajalela di China. Kerasnya hukuman bagi pelaku korupsi ternyata tidak membuat jera para pelaku korupsi di negara tersebut. Hukuman maksimal bagi pelaku tindak pidana korupsi di China adalah hukuman mati ditambah penyitaan total harta benda milik para pelaku korupsi. Begitulah. (**)

Investasi Rp 4 Triliun Terealisir

Laporan Iwan Samariansyah dari Nanning, RRC

Nanning | Jurnal Nasional

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin (30/10) ini akan menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao di Nanning, China. Acara itu adalah salah satu acara kunjungan kerja Presiden SBY ke China sejak 27 Oktober lalu. Pertemuan itu menyusul telah disepakatinya investasi dari sejumlah pengusaha China sektor energi ke Indonesia sebesar Rp 4 Triliun, Sabtu lalu.

Usai acara tersebut, kedua pemimpin menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-China ke 15 yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara negara-negara Asia Tenggara dengan negara berpenduduk 1,3 Miliar jiwa tersebut.

Ikut serta pada acara tersebut sejumlah Menteri kabinet Indonesia bersatu, sejumlah kepala daerah, anggota DPR dan sejumlah pengusaha nasional yang memiliki mitra dagang dengan kalangan pengusaha China. Diantara yang ikut serta adalah Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Gubernur Papua Barnabas Suebu dan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto.

Tujuan utamanya, kata kepala negara pada saat press briefing di pesawat kepresidenan, untuk mencari dan mendapatkan peluang ekonomi demi kepentingan nasional. ”Kita harus mendapatkan sesuatu dari kebangkitan ekonomi China,” kata Presiden.

Tak tanggung-tanggung, SBY yang bertekad memimpin langsung Indonesia Incorporated dalam rangka memperbesar jalinan kerjasama ekonomi dengan China menggelar pertemuan one on one dengan sejumlah pengusaha China. Terutama mereka yang telah merealisasikan kontrak sebagai realisasi dari MOU yang dibuat pada Forum Energi Indonesia-China pertama pada tahun 2002 lalu di Bali. Rincian kontrak, lihat tabel.

Sejumlah pengusaha China menyatakan pula ketertarikannya untuk memperbesar jumlah investasinya di Indonesia, terutama dalam pengembangan sektor kelistrikan dan bio energi. Cao Guang, Presdir Chengda Engineering Corporation of China menyatakan bahwa saat ini minyak bumi semakin langka dan semakin mahal, karena itu bio energi menjadi salah satu alternatif sumber energi yang layak dikembangkan.

Chengda adalah salah satu perusahaan China yang akan membangun Power Plant 2x100 Megawatt di Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan investasi sebesar US$ 170 Juta. Chengda juga sedang melanjutkan investasinya dalam bidang Coal based Chemical Plant di Balocci, Pangkep, Sulawesi Selatan dengan investasi sebesar US$ 687 Juta.

Menteri Energi dan Sumber daya Mineral Purnomo Yusgiantoro pada kesempatan tersebut juga menyatakan bahwa saat ini krisis energi tengah mengancam dunia. Itu terlihat dari lonjakan harga minyak mentah dunia di pasar internasional yang berkisar US$ 70 perbarel. Bagi Indonesia, melonjaknya harga minyak mentah dunia telah memaksa pemerintah menaikkan harga minyak. ”Ketergantungan kepada minyak bumi tidak bisa dipertahankan terus,” kata Purnomo.

Karena itulah Indonesia bertekad untuk melanjutkan program strategis untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada minyak bumi. Energi yang dikembangkan, kata Purnomo, adalah gas, panas bumi, matahari, angin, energi nuklir dan tentu saja bio-energi. Indonesia sangat mendukung pengembangan industri pertanian pemasok bahan bakar nabati seperti jarak, kelapa sawit, kentang, singkong, tebu dan sebagainya.

Kunjungan ke China tersebut juga dimanfaatkan oleh Presiden SBY dan rombongan untuk mempelajari cara-cara pemerintah China mengelola dua hal yang sedang menjadi masalah besar di Indonesia. Pertama, pengelolaan sampah sebagai sumber energi dengan mengunjungi Shanghai Pudong City Heat Energy. Kedua, manajemen pariwisata China yang berhasil mengelola pariwisata sungai dan pegunungan di Guilin, China Selatan.

Pada Minggu (29/10), rombongan Presiden SBY yang telah tiba di Guilin, sebuah kota wisata di provinsi Guangzhou sekitar dua jam perjalanan dengan menggunakan pesawat Garuda Boeing 737-400 ke arah selatan melakukan perjalanan wisata menyusuri sungai Lijiang dari Dermaga Zhujiang, Guilin menuju Yangshuo Village.

Menurut Dubes Indonesia untuk RRC Sudradjat, boat cruise di sungai Lijiang merupakan atraksi wisata yang terkenal di Guilin, dengan pemandangan alam yang terindah di China. Turun dari perahu, rombongan kemudian menuju Reed Flute Cave yang merupakan atraksi wisata terkenal dengan stalaktit, stalakmit dan tirai batu yang umurnya sudah ribuan tahun. ”Benar-benar menakjubkan,” komentar Menteri Perdagangan Mari Pangestu yang juga ikut serta dalam rombongan tersebut.

SBY Ajak Dunia Pariwisata Belajar dari China

Laporan Iwan Samariansyah dari Guilin, RRC

Guilin | Jurnal Nasional

HARI Ketiga kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke China dimanfaatkan untuk mempelajari perkembangan pariwisata di negara tersebut. Memang, beberapa kota di China menjadi daya tarik utama negara tersebut, berkat keindahan alamnya, nilai sejarah maupun kedinamisan sebuah kota modern.

”Kita ingin belajar dari China. Pariwisata disini dikelola dengan baik dan banyak contoh lokasi wisata di China dikelola dengan manajemen yang berdisiplin tinggi sehingga berkembang dengan sangat baik,” ujar Presiden kepada wartawan sebelum memulai kunjungan menuju dua tempat wisata paling utama di Guilin, China Selatan.

Kedua tempat wisata tersebut adalah wisata sungai menyusuri Sungai Li (Li Jiang) dan wisata gua karst Reed Flute Cave. Disebut sebagai pusat wisata paling utama karena kunjungan wisatawan dunia menuju dua lokasi tersebut jumlahnya mencapai tidak kurang dari 10 juta wisatawan pertahun.

Pelayaran kapal menelusuri Sungai Li yang membelah kota Guilin merupakan atraksi wisata yang terkenal di China, dengan pemandangan alam di sepanjang daerah aliran sungai yang indah dan menakjubkan. Presiden SBY dan seluruh rombongan tak henti-hentinya berdecak kagum menyaksikan keindahan alam pegunungan di sepanjang aliran sungai bermula dari dermaga Zhujiang, Guilin dan berakhir di Desa Yangshuo.

Selama tiga jam lebih, para peserta kunjungan kerja dari Indonesia tersebut mendapat informasi berharga dari pejabat kota Guilin yang ikut serta dalam rombongan tersebut bagaimana pemerintah kota mengelola wisata sungai tersebut. Dua kapal ferry mengangkut rombongan menyusuri sungai Li yang lebarnya sekitar 50 meter tersebut sejauh 80 km ke arah hilir.

Di sepanjang perjalanan, selain menyaksikan pemandangan alam yang mempesona, mereka juga dapat menyaksikan langsung kehidupan masyarakat China di pedesaan sepanjang sungai mulai dari menangkap ikan, menggembala kerbau maupun beternak itik dan angsa. Meski cukup panjang dan lama, perjalanan wisata sungai tersebut sama sekali tak menjemukan apalagi para pemandu wisata cukup terlatih memberikan informasi mengenai apa saja yang dapat disaksikan sepanjang perjalanan.

Sungai Li sendiri tampak terawat, jernih dan terlihat batu-batuan di dasar sungai. Yang mengherankan, meski sepertinya tidak terlalu dalam, kapal ferry yang membawa rombongan tidak pernah kandas atau terbentur batu-batuan sungai yang banyak terdapat di sepanjang aliran sungai tersebut. Saat waktu makan siang, sejumlah hidangan sungai seperti ikan, udang dan masakan khas China dihidangkan pada peserta tur.

Tidak hanya Presiden SBY saja yang diundang menikmati wisata di Guilin, kepala negara dari Filipina yaitu Presiden Gloria Macapagal Arroyo beserta rombongan juga melakukan hal serupa. Hanya saja Arroyo berangkat sejam lebih dahulu dengan menggunakan kapal ferry yang lain.

Rombongan berhenti di dermaga Yangshuo dan langsung melanjutkan wisata menelusuri gua karst yang dikenal dengan stalaktit, stalakmit dan tirai batu yang umurnya sudah ratusan ribu tahun. Wisata penelusuran gua yang menaiki lebih dari 100 anak tangga dari batu tersebut sungguh menarik. Pemandu wisata juga pandai bercerita mengenai tampilan-tampilan stalaktit dan stalakmit di gua tersebut.

Hadir pada acara kunjungan wisata tersebut adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan para pejabat di kementerian tersebut. Usai kunjungan, tanpa membuang waktu, SBY langsung menggelar pertemuan dengan para menterinya untuk mengevaluasi sektor pariwisata nasional yang diakui agak mundur saat ini. ”Pariwisata berada jauh di bawah target rencana pembangunan kita,” kata SBY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar