Sabtu, Maret 22, 2008

Tour of Duty Lagi


TERHITUNG mulai 10 Maret 2008 berakhir sudah tugasku sebagai Redaktur rubrik Yudikatif halaman 8 Jurnal Nasional yang kujabat sejak 1 September 2007. Secara bersamaan, aku juga tidak lagi menangani rubrik Jurnal 9 di halaman 9. Ya, tak terasa enam bulan sudah berlalu. Dan tampaknya para dewa di atas memutuskan aku harus tour of duty lagi. Pindah tugas lagi. Kali ini agak drastis, karena aku dipindahkan dari Gedung A ke Gedung B.

Maksudnya, aku tidak lagi menangani koran Jurnal Nasional harian dan dipindahkan menjadi Redaktur di Jurnal Nasional edisi Mingguan yang lebih dikenal dengan nama Tabloid Koktail. Sudah 25 edisi tabloid tersebut terbit, dan ada keputusan untuk menjadikan tabloid tersebut sebagai sebuah media berbentuk majalah. Disitulah aku akan memainkan peranan nantinya, memperkuat tim majalah Koktail.

Aku menerima tugas ini dengan senang hati. Ini berarti sebuah tim kerja baru, suasana kerja baru dan irama kerja yang berbeda. Apalagi bidang liputannya bisa dikatakan softly : seni, kebudayaan, hiburan dan cara hidup (life style). Wow, keren !

Aku teringat pengalaman pertamaku menjadi jurnalis lebih dari 12 tahun yang lalu. Saat itu aku masih berusia 27 tahun dan tinggal di Surabaya. Bidang liputan terakhir yang kugarap adalah seni, budaya dan hiburan sebelum akhirnya aku dipindahkan ke ibukota, Jakarta.

Penggantiku di rubrik Yudikatif adalah Iman Syukri, sedangkan Jurnal 9 akan ditangani oleh Rusdi. Ikut bersamaku keluar dari tim yudikatif adalah Grathia Pitaloka yang dipindahkan ke rubrik kesehatan dan perempuan, bertukar tempat dengan Priscilia. Sementara dari Koktail, Rusman yang sebelumnya menangani tulisan-tulisan features harus pindah tempat dan memegang rubrik Nusantara di Harian.

Kang Agus Sofian, redaktur pelaksana di tabloid Koktail menyambut kepindahanku ke edisi mingguan dengan hangat. Dalam emailnya dia menulis sebagai berikut :

Anda diterima dengan senang hati di Koktail. Orang-orang belakang memerlukan sosok kreatif seperti Anda. Beberapa waktu ke depan, kita akan jadi majalah, dan tentu saja saya berharap Anda ikut mengawal sejak peluit pertama dibunyikan. Itu sebabnya, sampai hari ini saya belum mau mengajukan kebutuhan ini-itu untuk sebuah majalah sebelum formasi ideal terbentuk.

Kita akan berusaha membuat majalah yang baik, dan punya pengaruh -- walau untuk sementara oplahnya tidaklah besar.
Kehadiran Anda kami tunggu. Perangkat kantor dan tempat shalat sudah ada di sini. Tak perlu ribet, mungkin cuma bawa CPU dan meja tangan. Meja redaktur sendiri (150 cm) sudah ada.


Sambutan yang sungguh simpatik dan membesarkan hati !

Agus Sofian, sebelum menjadi Redaktur Pelaksana di lingkungan Jurnal Nasional adalah salah satu redaktur di Majalah Pantau, pimpinan Andreas Harsono (grup Tempo). Ini sebuah majalah bermutu tinggi dengan tulisan-tulisan yang panjang dan mengembangkan gaya bahasa jurnalisme sastrawi. Aku dulu sempat lama menjadi pelanggan majalah tersebut hingga akhirnya majalah tersebut tutup karena berbagai persoalan.

Selama bekerja di Jurnal Nasional sejak 1 Maret 2006, aku sudah menangani cukup banyak rubrik mulai dari rubrik Internasional (selama satu tahun penuh), rubrik Megapolitan (3 bulan), rubrik Olahraga (6 bulan), rubrik Iptek (3 bulan) dan terakhir rubrik Yudikatif (6 bulan). Kini aku menangani halaman mingguan. Semakin komplitlah pengalamanku di grup penerbitan ini. Semoga Allah SWT memudahkan diriku dalam bekerja sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar